Pada hari Minggu tanggal 17 Juli 2025, Desa Kramat mengadakan upacara dalam rangka memperingati HUT RI ke-80 yang diadakan di SD Negeri 2 Kramat yang terletak di Dusun Malangsari. Upacara dipimpin langsung oleh Bapak Suyono selaku Kepala Desa Kramat yang berlangsung dengan khidmat. Para peserta upacara juga sangat antusias dalam mengikuti upacara HUT Republik Indonesia ke-80.
Setelah upacara dilanjut arak-arakan dari SD Negeri 2 Kramat sampai Begulon yang diikuti oleh seluruh warga Desa Kramat. Peserta yang mengikuti arak-arakan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dengan menggunakan pakaian kesenian khas Temanggung, mulai dari topeng ireng, warok, brondut, dan masih banyak lagi.
Di beberapa titik, rombongan berhenti sejenak untuk menampilkan tarian tradisional yang membuat penonton terhibur. Musik dari sound yang dibawa oleh masing-masing dusun menambah kemeriahan serta memberikan nuansa khas budaya Jawa yang kental. Warga yang berada di sepanjang jalan tampak antusias untuk menyaksikan jalannya arak-arakan mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Arak-arakan finish di dekat gapura Dusun Begulon. Para peserta menampilkan pertunjukan terbaiknya di depan panggung utama yang dihadiri oleh kepala Desa Kramat, Bapak Suyono dan sekretaris camat Kecamatan Kranggan, Bapak Setyo Agung Nugroho, S.STP. Penampilan dari peserta tidak hanya memukau penonton, tetapi juga berhasil menghadirkan suasana penuh semangat kebersamaan. Setiap kelompok menampilkan ciri khas masing-masing, mulai dari gerakan tarian yang energik, kostum yang berwarna-warni, hingga iringan musik tradisional yang menambah kemeriahan acara.
Setelah pukul 12.00, acara dilanjutkan dengan penampilan kesenian asli Temanggung, mulai dari warok, jatilan, topeng ireng, brondut, dan lain-lain. Para peserta menampilkan kesenian dengan penuh semangat dan menjiwai perannya. Tidak hanya pemuda, pemudi dan anak kecil juga ikut turut berpartisipasi dalam menampilkan kesenian yang ditampilkan.
Selain pertunjukan kesenian, di lokasi acara juga terdapat jajanan atau kuliner yang dijual oleh warga lokal yang dapat menambah suasana menjadi semakin meriah serta dapat mendukung perekonomian lokal.
Acara dilanjutkan dini hari sekitar pukul 20.00. Meskipun dilanjutkan dini hari, tidak menurunkan antusias warga untuk menyaksikan kesenian yang ditampilkan. Anak-anak juga tidak mau ketinggalan untuk menyaksikan kesenian di Dusun Begulon. Hal tersebut menjadi sinyal positif karena kesenian khas Temanggung tidak hanya digemari oleh remaja atau orang tua, tetapi anak-anak juga menyukai kesenian lokal sehingga hal tersebut dapat meminimalisir tergerusnya budaya lokal oleh budaya luar yang saat ini berkembang pesat di era globalisasi.
Penulis: KKN 117 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2025
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook