Dusun Kerengan, 2 Agustus 2024 - Dusun Kerengan, Desa Kramat, kembali menggelar tradisi Sadranan, sebuah acara yang penuh makna dan sejarah. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Kramat, Kepala Dusun Kerengan, Kepala Dusun Begulon, pimpinan RT/RW Dusun Kerengan, serta warga dusun Kerengan dan dusun-dusun lainnya. Sadranan tahun ini berlangsung di Punden Dusun Kerengan, tempat yang memiliki nilai sejarah penting bagi masyarakat setempat.
Sejarah nama Dusun Kerengan yang dalam bahasa Jawa berarti "bertengkar" memiliki latar belakang yang menarik. Nama ini berasal dari peristiwa perang saudara antara dua kyai, yaitu Kyai Bon dan Kyai Iri. Kyai Bon adalah leluhur Dusun Kerengan dan tokoh yang menciptakan dusun ini. Pertengkaran mereka dipicu oleh perebutan sumber mata air yang menjadi kebutuhan vital masyarakat kala itu. Pertempuran tersebut berlangsung di daerah yang sekarang menjadi punden, sehingga nama "Kerengan" atau "bertengkar" melekat pada dusun ini.
Acara Sadranan di Dusun Kerengan sama halnya dengan di Dusun Kramat, diadakan pada Jumat Legi tanggal 2 Agustus 2024. Biasanya, Sadranan ini dilaksanakan pada Jumat Legi bulan Safar. Namun, karena bulan Safar tahun ini tidak memiliki Jumat Legi, maka acara dipindahkan ke bulan ini. Sadranan di Dusun Kerengan memiliki keunikan tersendiri karena menarik perhatian banyak orang, bahkan dari luar Jawa, yang datang untuk mengikuti tradisi ini.
Kegiatan Sadranan dimulai dengan pemanjatan doa bersama di punden leluhur. Doa tersebut dipimpin oleh pemuka agama setempat dan diikuti oleh seluruh warga yang hadir. Setelah pemanjatan doa, dilanjutkan dengan tahlil, yang merupakan rangkaian doa-doa untuk arwah para leluhur. Acara ini berlangsung khidmat dan penuh haru, mengingat jasa-jasa para pendahulu yang telah membangun dan mengembangkan dusun ini.
Setelah pemanjatan doa dan tahlil, dilanjutkan dengan acara genduri, yaitu makan bersama. Warga membawa tenong yang berisi berbagai jenis makanan tradisional seperti snack dan nasi. Genduri ini menjadi momen kebersamaan yang sangat dinantikan oleh warga. Mereka duduk bersama, berbagi makanan, dan mengucap syukur atas segala nikmat yang telah diberikan.
Salah satu keunikan Sadranan di Dusun Kerengan adalah penyembelihan kambing yang merupakan nadzar dari warga yang nadzarnya telah terpenuhi. Tradisi ini menambah khidmat dan sakralitas acara Sadranan. Daging kambing hasil penyembelihan tersebut kemudian dibagikan kepada warga yang hadir sebagai bentuk syukur dan kebersamaan.
Antusiasme warga dalam mengikuti Sadranan sangat tinggi. Tidak hanya warga Dusun Kerengan, tetapi juga warga dari dusun-dusun lain serta tamu dari luar daerah yang turut hadir. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi Sadranan memiliki daya tarik dan nilai budaya yang tinggi. Melalui acara ini, masyarakat dapat terus menjaga dan melestarikan budaya warisan leluhur.
Sadranan Dusun Kerengan menjadi sarana penting untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan memperkuat rasa kebersamaan. Tradisi ini diharapkan akan terus dilestarikan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Dusun Kerengan. Dengan demikian, nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para pendahulu dapat terus terjaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Galeri Kegiatan :
Galeri 1, Galeri 2, Galeri 3, Galeri 4, Galeri 5, Galeri 6
Penulis: KKN PPM UGM Periode II Tahun 2024
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook