Dusun Begulon, 22 Juli 2024 - Mahasiswa KKN UGM melakukan kunjungan ke Kelompok Wanita Tani Begulon yang sedang mengembangkan inovasi pertanian dengan memanfaatkan cacing sebagai media utama penguraian sampah organik. Inovasi ini menghasilkan pupuk yang dinamakan KasCing (bekas cacing), yang merupakan hasil penguraian sampah organik oleh cacing. Dalam kunjungan ini, mahasiswa KKN UGM melihat langsung proses pembuatan pupuk KasCing dan berdiskusi dengan anggota kelompok tani serta Kepala Dusun Begulon, Mukidi.
Proses pembuatan pupuk KasCing dimulai dari pengumpulan sisa sampah organik dari perkebunan dan pertanian di Dusun Begulon. Sampah organik ini kemudian ditempatkan di wadah khusus yang berisi cacing. Cacing-cacing ini akan menguraikan sampah organik menjadi pupuk yang kaya akan nutrisi. Setiap bulan, kelompok tani dapat memanen pupuk KasCing sebanyak 400 hingga 500 kg. Pupuk ini kemudian digunakan oleh anggota kelompok tani untuk meningkatkan produktivitas tanaman mereka atau dijual ke luar desa untuk menambah pendapatan kelompok.
Kepala Dusun Begulon, Mukidi, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kelompok tani. Selain menghasilkan pupuk yang berkualitas, proses ini juga menciptakan sistem sirkular yang berkelanjutan. Sampah organik yang biasanya dibuang kini diolah menjadi pupuk yang berguna, sehingga mengurangi limbah dan meningkatkan kesuburan tanah. Mukidi juga menambahkan bahwa inovasi ini dapat menjadi contoh bagi dusun-dusun lain dalam mengelola sampah organik dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Mahasiswa KKN UGM yang berkunjung ke tempat pembuatan pupuk KasCing turut berperan dalam memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai teknik-teknik pertanian berkelanjutan. Mereka membantu kelompok tani memahami cara-cara terbaik untuk mengelola sampah organik dan memaksimalkan hasil pupuk yang dihasilkan. Selain itu, mahasiswa juga memberikan ide-ide kreatif untuk meningkatkan efisiensi proses pembuatan pupuk dan memperluas pemasaran produk KasCing.
Inovasi pembuatan pupuk KasCing oleh Kelompok Wanita Tani Begulon menunjukkan bagaimana komunitas lokal dapat beradaptasi dan berinovasi untuk menghadapi tantangan pertanian. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan menerapkan teknologi sederhana, mereka mampu menciptakan produk yang bermanfaat dan berkelanjutan. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi kelompok tani, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pupuk KasCing merupakan bukti bahwa inovasi lokal dapat memberikan dampak positif yang besar. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan lembaga pendidikan seperti UGM, inovasi ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi komunitas lainnya. "Kami berharap kegiatan ini bisa terus berjalan dan memberikan manfaat yang lebih luas lagi bagi masyarakat," kata Mukidi, mengakhiri sesi kunjungan dengan harapan besar untuk masa depan pertanian berkelanjutan di Desa Begulon.
Galeri Kegiatan :
https://kramat-kranggan.temanggungkab.go.id/frontend/d_galleri/2233
Penulis: KKN PPM UGM Periode II Tahun 2024
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook